Menjadi anak yang dibanding-bandingkan oleh orangtua sendiri, rasanya memang tidak enak.
Walaupun orangtua beralasan begini :
"saya membanding-bandingkan anak saya dengan anak lain itu tujuannya adalah untuk memotivasi anak saya."
Itu alasan yang paling bodoh sedunia akhirat.
Sekali lagi saya katakan, itu adalah alasan yang PALING BODOH sedunia akhirat.
Kenapa demikian?
Pertama, kalau mau memotivasi anak, maka caranya tidak seperti itu. Bukan dengan membanding-bandingkan anak kita dengan anak orang lain atau anak saudara atau anak tetangga.
Kedua, kalau kita sebagai orangtua, lalu kita dibanding-bandingkan oleh anak kita, apakah kita mau? Tentu kita tidak mau. Bahkan, kalau anak kita membanding-bandingkan kita dengan orang lain, pasti kita marah besar.
Sebab kita merasa di hina dan direndahkan harga diri kita.
Jika kita sebagai orangtua tidak mau harga diri kita dihina dan direndahkan oleh anak, maka anak pun sama. Anak tidak mau harga dirinya dihina dan direndahkan oleh orangtua. Kita dan anak kita sama-sama manusia dan sama-sama punya harga diri yang harus kita jaga.
Kalau kita sebagai orangtua ingin diperlakukan dengan baik oleh anak kita, maka perlakukan juga anak kita dengan baik.
Kalau kita tidak mau dihina ya jangan menghina. Normalnya seperti itu. Kalau kita berani menghina, maka kita harus siap dihina. Perlakukanlah manusia lain, sebagaimana kita ingin diperlakukan. Itu hukum normalnya.
Ketiga, anak kita adalah rezeki dari Allah untuk kita. Anak kita tidak bisa memilih mau dilahirkan dari keluarga yang seperti apa.
Kalau anak kita bisa memilih mau dilahirkan dari keluarga seperti apa, tentu anak kita tidak mau terlahir dari keluarga kita dan tidak mau punya orangtua buruk seperti kita.
Anak itu karunia dari Allah dan rezeki dari Allah. Yang namanya pemberian Allah, rezeki dari Allah, tentu harus kita syukuri dan jaga baik-baik. Bukan malah dirusak. Bukan malah dibanding-bandingkan dengan milik orang lain. Itu namanya tidak bersyukur.
Jika kita tidak bersyukur atas rezeki dari Allah, maka hukuman dari Allah sangat menyakitkan. Kita bisa saja kehilangan anak kita. Entah dia mati atau pergi jauh meninggalkan kita tanpa ada kejelasan kabar.
Kita punya rezeki berupa mobil, maka kita harus bersyukur dan jangan membanding-bandingkan mobil kita dengan mobil milik orang lain. Apalagi kita dikasih anak oleh Allah. Buat apa dibanding-bandingkan? Coba gunakan hati dan akal kita.
Memotivasi anak bukan dengan cara membanding-bandingkan anak kita dengan anak orang lain.
Memotivasi anak itu caranya adalah
1. Kita sebagai orangtua bicara baik-baik dan tenang kepada anak kita.
2. Lalu kita cari tahu apa kelebihan dan kekurangan anak kita.
3. Ajak anak kita untuk fokus mengembangkan kelebihannya dan jangan rendah diri dengan kekurangannya.
4. Jika kita punya kemampuan secara materil dan moril, coba dukung anak kita untuk mengembangkan kelebihannya supaya anak kita bisa menghasilkan sesuatu yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat.
5. Jangan mengharapkan hasil cepat atau instan dari perjuangan anak kita. Di dunia ini tidak ada yang instan. Membuat mie instan saja kita masih masak air sampai mendidih, lalu bisa kita masak mie nya.
6. Jangan merasa bahwa anak wajib balas budi kepada orangtua karena sudah dibimbing dan di didik. Itu namanya tidak ikhlas. Percuma saja. Kita tidak dapat pahala.
7. Selalu doakan anak kita agar sukses di dunia dan akhirat.
Ditulis oleh: Afrian Rahardyaning Pangestu.